BERTAHAN MELALUI PERBUDAKAN: Sejarah Alternatif Tanah Merah

Authors

  • Taufik Ahmad Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB-Makassar) Jl.Sultan Alauddin Makassar

DOI:

https://doi.org/10.31969/alq.v19i1.224

Abstract

Pergeseran politik dari rezim orde baru ke era reformasi pada dasarnya telah memberi ruang gerak lebih
luas kepada ilmuwan sosial terutama sejarawan untuk melakukan berbagai penelitian, termasuk tema
penelitian yang secara politik sensitif pada masa orde baru. Sejarah tahanan politik yang dilihat dari
berbagai perspektif di berbagai daerah mulai mendapat perhatian dan pelan-pelan menjadi alternatif
dari sejarah orde baru cendrung militeristik. Sejarah dari mereka yang tidak memiliki sejarah (people
without history) pada masa orde baru telah mendapat ruang di era reformasi. Tukisan ini mencoba
menganalisis sejarah alternatif Tanah Merah (Mongcongloe, Sulawesi Selatan). Melalui pengalaman
sehari-hari (daily experiences) masyarakat tahanan politik dalam kamp pengasingan yang mencoba
bertahan hidup di bawah perbudakan militer, artikel ini menangkap trayektori sejarah dari proses
dialektika antara kontrol militer orde baru di kamp tahanan Tanah Merah dengan respon yang diberikan
oleh masyarakat tahanan politik selama 1965-1978. Ada interelasi hubungan yang dinamis, berfluktiatif,
saling memberi pengaruh dari satu periode ke periode lainnya antara kontrol militer dengan respon
masyarakat tahanan politik.

Additional Files

Published

2016-01-09

Issue

Section

Articles