KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM ERA MODERN
DOI:
https://doi.org/10.31969/alq.v19i1.222Abstract
Perempuan dalam era modern ini sudah menjalani fungsi yang signifikan di ruang publik. Mereka
tidak lagi terkungkung dalam ruang domestik. Bahkan banyak diantaranya telah menjadi pemimpin
di komunitas, oirganisasi tertentu bahkan menjadi pemimpin negara. Meski demikian tak jarang
perempuan masih diposisikan sebagai makhluk kedua (the second sex). Kenyataan ini nampak masih
muncul dalam konteks keagamaan. Misalnya dalam kepemimpinan Islam mereka diposisikan sebaiknya
tidak menempati jabatan tertinggi. Perempuan tetap di anggap tidak memiliki karakter laki-laki seperti
pemberani dan kuat yang di anggap sebagai potensi untuk menjadi pemimpin. Tulisan ini akan mencoba
mengurai persoalan kepemimpinan perempuan dengan menggunakan analisis sosiologi agama dan
hasilnya agama dalam hal ini Islam memberikan kesempatan yang luas bagi perempuan untuk berkiprah
dalam berbagai hal.
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).