REVEALING THE STRUGGLE OF THOUGHT AND ISLAMIC DISSEMINATION OF THE ULAMA IN SOUTH SULAWESI

Authors

  • Muslimin AR Effendy Jurusan Ilmu Sejarah Fakutas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.31969/alq.v28i1.1048

Keywords:

Jaringan intelektual, kekerabatan, ekonomi dan tradisi keulamaan

Abstract

Studi ini memusatkan perhatian kepada peran ulama di Jeneponto dan Bantaeng Sulawesi Selatan dalam mengembangankan jejaring, tradisi dan wacana intelektual keulamaan di Sulawesi Selatan. Untuk mengembangkan “pengajian†sebagai modal dasar  dari sistem pengajaran dan dakwah para ulama menuangkan ide dan pemikirannya dalam majelis ilmu. Laku ini merupakan bagian dari interrnalisasi pendidikan yang berkembang melampui ruang karir keulamaannya. Tak sedikit pula para ulama menuliskan gagasan keagamaan, praktik kehidupan bernegara, dan permenungan lewat karya yang kemudian menjadi bacaan penting dalam proses pembentukkan sistem nilai, sistem kelembagaan, dan perilaku masyarakat. Forum mangaji adalah momen paling penting bagi khalayak untuk belajar, memperluas cakrawala pemahaman keagamaan dari sang ulama.

Tulisan ini difokuskan untuk menerangkan dua masalah pokok, yaitu; (1). Bagaimana wacana intelektual keagamaan ulama berfungsi membangun jaringan koneksitas dan membentuk tradisi keislaman  dalam lingkungan yang heterogen, dan (2). Bagaimana peran ulama dalam penguatan pemikiran Islam di Jeneponto dan Bantaeng Sulawesi Selatan pada 1900-1950?

References

Abdullah, Abdullah. (1987). “Dari Sejarah Lokal Ke Kesadaran Nasional: Beberapa Problematik Metodologisâ€, T. Ibrahim Alfian, H.J. Koesoemanto, Dharmono Hardjowidjono, Djoko Suryo (ed.), Dari Babad dan Hikayat Sampai Sejarah Kritis. (Jogjakarta: Gadjah Mada University Press).

Achmad Syahid, Azyumardi Azra, Budhy Munawar-Rachman, dkk. (2015). Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia. “Tradisi, Intelektual, dan Sosialâ€. Jilid 2. Taufik Abdullah dan Endjat Djaenuderadjat (editor jilid). (Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).

Arief, Syamsuddin. (2007). “Jaringan Pesantren di Sulawesi Selatan, 1928-2005â€, Disertasi Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syaif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Tp).

Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. (2005). Transliterasi Memori Timbang Terima Residen Koordinator Sulawesi Selatan Alimoeddin Daeng Mattiro, 5 November 1956-30 Juni 1960. (Makassar: Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan).

Burhanuddin, Jajat. (2012). Ulama dan Kekuasaan. Pergumulan Elite Muslim Dalam Sejarah Indonesia. (Jakarta: Mizan). Diterjemahkan dari Islamic Knowledge, Authority and Political Power: The Ulama in Colonial Indonesia (Dissertation University of Leiden, 2005) oleh Testriono, Olman Dahuri, Irsyad Rhafsadi.

Bustami, Abd. Latif. (2009). Kiai Politik, Politik Kiai. Membedah Wacana Politik Kaum Tradisionalis. (Malang [?]: Pustaka Bayan).

Gibson,Thomas. (2009). Kekuasaan, Raja, Syeikh, dan Ambtenaar. Pengetahuan Simbolik dan Kekuasaan Tradisional Makassar, 1300-2000. (Makassar: Ininnawa). Diterjemahkan The Sun Pursued the Moon: Symbolic Knowledge and Tradisional Authority Among the Makassar (University of Hawaii Press, 2005) oleh Nurhady Sirimorok.

Kersten, Carool. (2018).

Mengislamkan Indonesia. Sejarah Peradaban Islam di Nusantara. (Tangerang: PT. Bentara Aksara Cahaya-Baca). Diterjemahkan dari A History of Islam In Indonesia. (Edinburgh University Press, 2017) oleh Zia Anshor.

Laffan, Michael. (2015).

Sejarah Islam di Nusantara. (Jogjakarra: PT. Bentang Pustaka, 2015). Diterjemahkan dari The Making of Indonesian Islam. (Princeton University Press, 2011).

Lompo, Abdul Djabbar Arafah Puang (1960).

â€Sekelumit dari pada Riwayat Hidup Muhammad Ahmad Arafah alias Arafah Hadji Abdul Djabbar Kampung Nipa-Bulukumbaâ€, Nipa-Bulukumba, 10 Januari 1960).

Mahmud, M. Irfan., Akin Duli, Muhammad Nur, Anwar Thosibo, Budianto Hakim dengan editor Andi M. Akhmar.(2007). Bantaeng. Masa Prasejarah ke Masa Islam. (Makassar: Masagena Press-Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabaupaten Bantaeng).

Milner, A.C (1982).

Kerajaan: Malay Political Culture of the Eve of Colonial Rule. (Tucson: Arizona University Press, 1982), “Islam and Muslim Stateâ€, dalam M.B. Hooker, (ed.), Islam in Southeast Asia. (Leiden: E.J. Brill, 1984).

Noorduyn, J. (1971). Islamisasi Makassar. (Djakarta: Bhratara). Program terjemahan ini dengan pengawasan Dewan Redaksi oleh S. Gunawan.

Noorduyn, J. (1987). “Makassar and The Islamization of Bimaâ€, dalam Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde van Nederlandsch- Indie (BKI) Jilid 143 (hlm. 312-322).

Ramly, Andi Muawiyah. (Editor). (2006). Demi Ayat Tuhan. Upaya KPPSI Menegakkan Syariat Islam. (Jakarta: Open Society Institute, OPSI).

Rochmiatun, Endang. (2016). Ulama Bebas dan Ulama Birokrat. Dinamika Gerakan Islam di Palembang 1825-1942. Disertasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Indonesia (Depok: Januari).

Sewang, Ahmad M. (2005). Islamisasi Kerajaan Gowa Abad XVI sampai Abad XVII. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia).

Syamsuddin (1987).

“Perguruan Nahdlatul al-Tawalib di Bantaeng. Suatu Tinjauan Historisâ€. Skripsi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab IAIN Alauddin. ( Ujung Pandang: Tp).

Additional Files

Published

2022-06-29

Issue

Section

Articles