PERSEPSI SUKU SASAK TERHADAP KIYAI (KASUS DESA TANJUNG KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT NUSA TENGGARA BARAT)

Authors

  • Sirajuddin Ismail Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

DOI:

https://doi.org/10.31969/alq.v4i2.642

Abstract

Kiyai menurut batasan konseptual yang
diungkapkan dalam studi-studi khusus,
antara lain adalah gclaryang diberikan pada
seorang, yang mcmiliki atau menjadi pemimpin
pesantren dan mcngajar kitab-kitab
Islam klasik kepada para santrinya. Sclain
gclar kiyai, ia juga sering discbut seorang
alim (orang yang dalam pengetahuan Islamnya).
Namun sckarang banyak ulama
yang cukup berpengaruh di dalam masyarakat
juga mendapat gclar Kiyai walaupun
mcrckatidak mcmimpinpesantren. Dcngan
kaitan yang sangat kuat dcngan tradisi pesantren,
gelar kiyai biasanya dipakai untuk
mcnunjukan para ulama dari kelompok
Islam tradisional. (Dhofir, 1982: 55)

References

Aboebakar Atjch dan Fredenbregt dalam

Karel A.Steenbrink, Pesantren,

Madrasah, Sekolah, LP3ES,

Jakarta. 1986

Dcpartemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Adat Istiadat Daerah Nusa

Tcnggara Barat, Pcncatatan

Kebudayaan Daerah, Jakarta.

Upacara Tradisional Daerah Nusa

Tenggara Barat, Pencatatan

Kebudayaan Daerah, Jakarta

Lukman Al Hakim, Makalah Tentang Pandangan

Dan Sikap Hidup

Ulamadi Pulau Lombok. 1987

Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren

(Studi Tentang Pandangan

Hidup Kiyai) LP3ES, Jakarta.

Additional Files

Published

2018-11-11

Issue

Section

Articles