PENGEMBANGAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN DI SULAWESI SELATAN (KASUS FATHUL MUIN KOTAMADYA UJUNGPANDANG)

Authors

  • Abd. Azis Alboneh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

DOI:

https://doi.org/10.31969/alq.v7i2.617

Abstract

Salah satu gejala sosial yang
menonjol dewasa ini adalah munculnya
pluralisme agama. Pluralisme agama
dibarengi dengan timbulnya pluralisme
teologi, filsafat , sistem nilai idiologi dan
pandangan hidup. Peter Berger melukiskan
pluralisme sebagai situasi yang di
dalamnya tersedia lebih dari satu pandangan
hidup bagi warga masyarakat,
yaitu situasi persaingan diantara pandangan
hidup (Berger, dalam Sastraprateja,
1986:33). Kompetisi berbagai pandangan
hidup yang tumbuh dalam masyarakat,
dapat terjadi diantara kelompokkelompok
yang mengikuti suatu faham
keagamaan tertentu. Terlepas dari apakah
faham keagamaan itu merupakan produk
dari pemikiran dan pemahaman yang
sumbernya diambil dari teks-teks kitab
suci ; atau paham keagamaan yang sudah
bercampur baur dengan tradisi lokal.
Di Sulawesi Selatan, dewasa ini
sedang berkembang salah satu kelompok
keagamaan, yang dalam aktivitas sehariharinya
kelihatan berbeda dengan pola
sikap masyarakat muslim lainnya. Perbedaan
itu, antara lain, menyangkut sikap
ekslusivisme, memisahkan diri dari
jamaah atau peribadatan umat Islam
lainnya, dan mempunyai pandangan dan
interpretasi berbeda terhadap teks-teks
kitab suci. Kelompok ini bergabung
dalam Yayasan Fathul Muin yang berbasis
di Masjid Widhatul Ummah, Jalan
Abdullah Daeng Sirua Nomor 57 Kelurahan
Persiapan Tamamaung Kecamatan
Panakkukang Ujungpandang.

Additional Files

Published

2018-11-11

Issue

Section

Articles