KERUKUNAN MASYARAKAT MULTIKULTUR DI DESA BANUROJA, GORONTALO
DOI:
https://doi.org/10.31969/alq.v24i1.465Keywords:
Banuroja, multikultur, kerukunan sosial, GorontaloAbstract
Banuroja merupakan sebuah desa yang mempunyai keunikan dan paling khas dibandingkan desa-desa lainnya di Provinsi Gorontalo, bahkan di seluruh Indonesia. Penduduk Desa Banuroja berasal dari sembilan etnik yaitu Bali, Jawa, Sasak, Gorontalo, Sunda, Minahasa, Bugis, Betawi, dan Batak. Keragaman etnis menyebabkan penduduknya memeluk agama, Islam, Hindu, Kristen Protestan, dan Khatolik. Pada umumnya untuk ukuran suatu desa di Provinsi Gorontalo, Desa Banuroja termasuk masyarakatnya yang heterogen, dan menjadi wadah yang mempertemukan berbagai macam agama, etnik, dan budaya. Masyarakat Banuroja dengan komposisi agama dan kultur yang majemuk, menjadi sampel yang representatif untuk memahami masyarakat multikultur dalam membangun solidaritas.
Kerukunan yang terbangun di Banuroja adalah kerukunan dan toleransi dari paradigma pluralisme. Masyarakat Banuroja menerima berbagai agama dan etnis dengan upaya menata keragaman dalam membina kerukunannya. Berdasarkan pembagian lima kategori multikulturalisme oleh Bikhu Parekh, maka masyarakat Banuroja termasuk kategori dalam multikulturalisme otonomis, yaitu masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima.Terdapat tiga faktor menjadi pendorong terbangunnya kerukunan umat beragama yaitu rasa persatuan dari berbagai agama dan suku dalam bentuk toleransi, para tokoh masyarakat baik dari tokoh agama maupun tokoh etnik dapat menjaga keseimbangan dan kesetaraan dalam kehidupan masyarakat, dan peran Pesantren Salafiyah Syafiiyah dalam menjaga kerukunan. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan studi pustaka, dalam rangka memahami kerukunan masyarakat Banuroja.
Â
References
Azra, Azyumardi. 2015. “Akar Konflik keragaman: Scaling Up Kebudayaan dan Penguatan Dialogâ€, dalam Makalah Seminar Nasional Kebudayaan dengan tema: Membingkai Kebhinekaan, Merayakan Persatuan Kebijakan Kebudayaan dalam Mengelola Keragaman. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tanggal 30 Nopember-2 Desember 2015.
Budhisantoso, S. 1991. “Corak Kebudayaan Indonesiaâ€, dalam Studi Indonesia, No. 01. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bumolo, Sahrain. 2013. “Keserasian Sosial Hubungan Antar Etnik (Suatu Studi Pada Masyarakat Multietnik di Desa Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwatoâ€, Skripsi. Gorontalo: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo
Denzim, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln (ed). 1996. Handbook of Qualitatif Research. Sage Publication.
Lawang, Robert. 2005. Kapital Sosial Dalam Perspektif Sosiologik: Suatu Pengantar. Jakarta: FISIP UI Press.
Legenhausen, Muhammad. 2002. Satu Agama atau Banyak Agama. Jakarta: Lentera.
Magnis, Suseno, Franz. 2005. Berebut Jiwa Bangsa. Jakarta: Kompas.
Melalatoa, M. Junus. 1995. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Vol. 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moleong, Lexi. J . 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Parekh, Bhikhu. 2000. Rethingking Multiculturalism: Cultural Diversityand Political Theory. Cambridge: Harvard University Press.
Suryadinata. 2004. Penduduk Indonesia, Etnis dan Agama dalam Era Perubahan Politik. Jakarta: LP3ES.
Taum, Yoseph Yapi. 2006. “Identifikasi Isu-isu Strategis yang Berkaitan dengan Pembangunan Karakter dan Pekerti Bangsaâ€, dalam Makalah Focus Group Discussion (FGD) dengan tema: Masalah-Masalah Sosial Dalam Masyarakat Multietnik. Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, tanggal 10 Oktober 2006.
Tilaar, H.A.R. 2004. Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.
Triyono dan Ahmad Arief. 2003. “Modal sosial sebagai mainstream pengembangan masyarakat pesisir, sebuah pendekatan sosial untuk mendukung pembangunan lokal tipologi masyarakat pesisirâ€, dalam Prosiding lokakarya nasional menuju pengelolaan sumberdaya wilayah berbasis ekosistem untuk mereduksi potensi konflik antar daerah. Yogyakarta: UGM, Fakultas Geografi, 30 Agustus 2003.
Watson, C.W. 2000. Multiculturalism Concepts in the Social Studies. Open University Press.
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).