AGGRESSIVENESS OF MUHAMMADIYAH ISLAMIC EDUCATION IN SELAYAR (1931-1938)
DOI:
https://doi.org/10.31969/alq.v28i1.1034Keywords:
Selayar, Muhammadiyah, Sejarah Pendidikan IslamAbstract
Selayar adalah wilayah terselatan dari Sulawesi Selatan, yang mayoritas beragama Islam dengan paham kemuhammadiyahan yang sangat kuat. Salah satu faktor penting yang dianggap sebagai penyokong kekuatannya adalah keberadaan lembaga pendidikan Islam Muhammadiyah sejak masa kolonial. Melalui lembaga pendidikannya itu, Persyarikatan Muhammadiyah Selayar telah mewujudkan suksesi warisan dakwah dan tablik sampai ke masa sekarang. Daya nalar kritis yang telah terasah dengan baik sejak masa perintisan terbukti menjadi salah satu bekal persyarikatan ini bertahan mengarungi zaman. Untuk itu, penting kiranya dilakukan sebuah kajian ilmiah dalam bentuk penelitian untuk mengetahui sejarah perjalanannya di Selayar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif (Studi Pustaka) yang menggunakan Metode Sejarah, tergolong dalam kategori Sejarah Pendidikan, dan memiliki bentuk generalisasi kronikel. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa eksistensi dan konsistensi Persyarikatan Muhammadiyah Selayar dalam menerapkan amal di bidang pendidikan menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan pendidikan Barat/Kolonial. Dapat dikatakan bahwa pada kurun waktu 1931-1938 dalam aspek pendidikan Islam, Persyarikatan Muhammadiyah Selayar berusaha keras untuk menghela nafas superioritas pendidikan Barat dalam hal ini digawangi oleh Pemerintah Belanda. Meskipun dalam perjalanannya memiliki banyak keterbatasan, Pendidikan Islam Persyarikatan Muhammadiyah Selayar mampu menunjukkan agresivitasya dengan cukup elegan. Dalam kurun waktu 7 tahun, terdapat 8 sekolah Muhammadiyah yang telah beroperasi. Tidak cukup sampai di situ, selain lembaga pendidikan formal,References
Verslag Inventaris Arsip Selayar, (1936).
Verslag Regenscappen Ballabulo, (1933).
Darmawijaya, & Abbas, I. (2014). Sejarah Muhammadiyah di Sulawesi Selatan 1926-1942. Jurnal Lektur Keagamaan, 12(2), 465–478. https://jurnallekturkeagamaan.kemenag.go.id/index.php/lektur/article/view/44
Daulay, H. P. (2007). Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia (I). Kencana.
Memorie van Overgave van de Onderafdeling Salajar, (1936).
Firmansyah. (2015). Selayar dan Pergerakan A.G.H. Hayyung: Pemberontakan Terhadap Kungkungan Budaya dan Penjajahan. Pustaka Sawerigading.
Mappabangka. (1986). Peranan KH. Hayyung dalam Pembaharuan Masyarakat Islam di Selayar. UIN Alauddin Makassar.
Verslag Surat Protes Opu Kali’ Tambolongang, (1937).
Verslag Openbare Vergadering Moehammadiyah Groep Barugaia, (1932).
Verslag Inventaris Arsip Selayar, (1934).
Verslag Inventaris Arsip Selayar, (1932).
Verslag Openbare Vergadering Padang Distrik Bontobangun, (1933).
Verslag Inventaris Arsip Selayar, (1933).
Verslag Inventaris Arsip Selayar, (1938).
Verslag Asisten Residen Afdeling Bonthain, (1932).
Verslag Inventaris Arsip Selayar, (1931).
Verslag Inventaris Arsip Selayar, (1938).
Syaharuddin, & Susanto, H. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia. In Program Studi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (Vol. 53, Issue 9).
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).